KREASI ANAK SKETSU – EKSTRAK JAHE OLAHAN SISWA SISWI KIMIA INDUSTRI

Artikel Guru Informasi Sekolah Kegiatan Sekolah

Di tengah pandemi global seperti ini setiap individu diharapkan memiliki imun dan daya tahan tubuh yang kuat. Daya tahan tubuh yang kuat dapat ditopang dari pola hidup yang sehat. Indonesia merupakan negara yang terkenal kaya akan rempah-rempahnya. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi Teknik Kimia Industri SMK Negeri 1 Sukorejo untuk membuat ekstrak jahe dalam kemasan dengan tujuan untuk memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi salah satu rempah yang kaya manfaat ini. Manfaat ekstrak jahe ini sangat beraneka ragam, yaitu dapat memperkuat sistem imun, menangkal infeksi bakteri dan virus, meredakan nyeri otot, menurunkan glukosa darah hingga kolesterol, hingga antipenuaan dan kanker.

Menurut Fakhrudin (2008) di Indonesia ada berbagai macam jenis jahe, berdasarkan warna, bentuk, besarnya rimpang, aroma jahe dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah.

a) Jahe Emprit
Jahe emprit mempunyai rimpang relatif kecil, bentuknya agak pipih, berwarna putih sampai kuning, seratnya agak kasar, aromanya agak tajam, rasanya pedas, panjang akar 20,55 – 21,10 cm, diameter akar 4,78 – 5,90
mm, panjang rimpang 16,13 – 31,70 cm, tinggi rimpang 7,86 – 11,10 cm, dan berat rimpang 1,11 – 1,58 kg. Jahe emprit mempunyai batang agak keras dan berbentuk bulat, berwarna hijau muda, diselubungi oleh pelepah daun, dan tinggi tanaman 49,16 ± 7,29 cm. Jahe emprit mempunyai daun berselang seling teratur, warna permukaan daun atas hijau muda jika dibanding dengan bagian bawah. Luas daun 14,36 – 20,50 mm, panjang daun 7,45- 19,79 cm, lebar daun 2,24-3,26 cm, jumlah daun 24,70 ± 4,33 dan lebar tajuk 39,90 ± 4,97 cm. Di samping perbedaan ketiga klon jahe tersebut secara deskriptif, sebenarnya masih terdapat perbedaan lainnya terutama kandungan dan sifat kimianya, dan perbedaan tersebut akan memberikan fungsi penggunaan jahe yang berbeda pula. Misalnya, jahe emprit dan jahe merah masing-masing mempunyai kandungan minyak atsiri sekitar 1,5% – 3,5% dan 2,58%-3,90%. Jahe ini banyak digunakan sebagai rempah-rempah, penyedap makanan, minuman dan bahan baku obat-obatan, sedangkan jahe gajah yang mempunyai kandungan minyak atsiri sekitar 0,82%-1,66% itu, banyak digunakan untuk masakan, minuman, permen dan asinan jahe.

Jahe emprit merupakan rimpang jahe yang putih kecil, lebih besar daripada jahe merah, akan tetapi lebih kecil
daripada jahe gajah. Bentuknya agak pipih, berwarna putih, seratnya lembut dan aromanya tidak tajam. Jahe ini mengandung minyak atsiri 1,5 – 3,3% dari berat keringnya. Jahe emprit digunakan sebagai bahan baku minuman, rempah-rempah dan penyedap makanan.

b) Jahe gajah
Jahe gajah, rimpangnya berukuran besar, bagian luar coklat kekuningan, bagian dalam putih kekuningan. Jahe gajah banyak dibutuhkan terutama industri makanan, seperti permen, sirup dan minuman instan. Tanaman jahe
gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan berlangsung selama 15 hari atau lebih. Jika panen dilakukan belum cukup tua, maka tingkat kepedasannya masih rendah (Tropical Plant Curriculum Project Team, 2012).

c) Jahe merah
Jahe merah (Zingiber officinale varietas rubrum), dikenal dengan nama lain di daerah, seperti halia udang di
Aceh, dan jahe sunti di Jawa. Jahe merah rimpangnya berukuran lebih kecil dari jahe emprit, bagian luar merah,
bagian dalam jingga muda hingga merah. Jahe merah memiliki tingkat kepedasan tertinggi daripada jahe
lainnya. Sehingga paling banyak digunakan untuk pengobatan (Tropical Plant Curriculum Project Team,
2012).

Menurut Fakhrudin (2008), jahe memiliki berbagai kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh diantara kandungan zat pada jahe adalah minyak atsiri (0,5-5,6%), zingiberon, zingiberin, zingibetol, arneol, kamfer, folandren, sineol, gingerin, vitamin (A, B1, dan C), karbohidrat (20-60%) damar (resin) dan asam – asam organik (malat, oksalat). Jahe seperti halnya jenis rempahrempah yang lain juga memiliki kemampuan mempertahankan kualitas pangan yaitu sebagai antimikrobia dan antioksidan. Gingerone dan gingerol berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. Coli dan B. Subtilis, sedangkan kemampuan antioksidannya berasal dari kandungan gingerol dan shogaol.

Jahe dilaporkan dapat mengurangi resiko penyakit jantung dan meningkatkan performan dari jantung selama olah raga, karena memberikan efek relaks dalam tubuh. Selain itu, dapat mengurangi berat badan dan anti hiperlipidemia, serta mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil. Secara invitro telah dibuktikan bahwa bahan aktif dalam jahe berpotensi dan prospektif untuk mengobati penyakit Alzheimer, penyakit kronik seperti diabetes, dan hipertensi. Untuk mencegah mabuk laut, telah dicobakan supplemen jahe terhadap 1741 orang turis dengan dosis 250 mg setiap 2 jam, hasilnya menunjukkan sangat efektif sama seperti bila mengkonsumsi obat untuk mencegah mabuk laut. Pada percobaan lain, dilakukan terhadap 11 orang dewasa yang telah menjalani kemoterapi, ternyata mengalami penurunan mual setelah mengkonsumsi serbuk jahe 1,5 g. Ekstrak jahe merah oral dalam dosis rendah 0,2 – 2 mg/kg menunjukkan efek analgesik dan antiinflamasi sangat efektif, karena adanya sinergisitas senyawa dalam ekstrak jahe merah. Bahkan ketika diberikan kepada 8 volunter ternyata sangat efektif dalam mencegah mabuk laut termasuk di dalamnya vertigo yang berhubungan dengan mabuk laut (Winarti, 2012).

Jahe dapat menstimulasi sirkulasi darah. Jahe mengandung senyawa potensial antiimflammasi yang disebut gingerol. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi bahan segar dan olahan jahe setiap hari akan menurunkan sakit otot dan mencegah salah otot akibat olah raga. Selain itu, dapat mengurangi kolesterol yang dapat merusak kesehatan jantung (Winarti, 2012).

Pembuatan ekstrak jahe merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan teaching factory yang melibatkan peserta didik sebagai upaya untuk meningkatkan soft skill  dan hard skill peserta didik sebagai persiapan memasuki dunia kerja.   

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *